Lidah buaya (Aloe vera) adalah spesies tumbuhan dengan daun berdaging tebal dari genus Aloe. Tumbuhan ini bersifat menahun, berasal dari Jazirah Arab, dan tanaman liarnya telah menyebar ke kawasan beriklim tropis, semi-tropis, dan kering di berbagai belahan dunia. Tanaman lidah buaya banyak dibudidayakan untuk pertanian, pengobatan, dan tanaman hias, dan dapat juga ditanam di dalam pot.
Lidah buaya banyak ditemukan dalam produk seperti minuman, olesan untuk kulit, kosmetika, atau obat luar untuk luka bakar. Walaupun banyak digunakan secara tradisional maupun komersial, uji klinis terhadap tanaman ini belum membuktikan keefektifan atau keamanan ekstrak lidah buaya untuk pengobatan maupun kecantikan
Manfaat
Lidah buaya digunakan dalam berbagai ilmu pengobatan tradisional untuk mengobati kulit. Catatan sejarah terawal penggunaan lidah buaya terdapat di Papirus Ebers dari Mesir abad ke-16 SM. Pada abad ke-1 M, penggunaannya dicatat dalam De Materia Medica karya tabib Yunani Pedanius Dioskorides, dan Naturalis Historia karya penulis Romawi Plinius Tua. Di Bizantium abad ke-6 M, penggunaan tanaman ini dicatat dalam Juliana Anicia Codex. Dalam pengobatan Ayurweda tumbuhan ini disebut kathalai (sama dengan tumbuhan agave
sebagai obat luar untuk penyembuhan luka. Sementara itu, situs kesehatan Drugs.com menyebut bahwa terdapat bukti yang saling bertentangan (mendukung maupun menolak) tentang penggunaan lidah buaya untuk menyembuhkan luka dan luka bakar. Situs itu juga menyebutkan adanya sedikit bukti bahwa penggunaan topikal produk-produk lidah buaya dapat membantu penyembuhan gejala psioriasis maupun radang tertentu pada kulit.
sebagai pelembap dan anti-radang untuk hidung. Perusahaan-perusahaan kosmetik menambahkan getah lidah buaya atau bahan-bahan turunan lainnya dalam produk-produk seperti makeup, tisu, pelembap, sabun, tabir surya, krim cukur, dan sampo.[36] Sebuah tinjauan akademis menunjukkan bahwa bahan-bahan lidah buaya ditambahkan karena efeknya sebagai pelembap dan pelunak.