“Seluruh kegiatan warga SMP Negeri 8 Surakarta yang dihuni 67 guru dan karyawan serta 765 siswa selalu menghasilkan limbah dan limbah. Jumlah limbah ini semakin hari semakin meningkat secara kwantitasnya. Selain menimbulkan dampak negatif bagi warga sekolah, limbah tersebut juga akan berdampak negatif bagi lingkungan sekolah. Dampak negatif yang paling terlihat jelas adalah rusaknya lingkungan sehingga menurunkan nilai estetika lingkungan atau dengan kata lain lingkungan menjadi tidak enak dipandang. Agar tidak menimbulkan efek negative yang berkelanjutan, maka perlu dilakukan upayakan penanganan dan pengelolaan limbah sedini mungkin secara tepat dan efektif.”
Limbah adalah bahan yang dibuang, baik berasal dari alam maupun dari proses teknologi, yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki nilai ekonomis dan dapat mengakibatkan dampak negatif terhadap manusia dan lingkungannya.
Sekolah sebagai tempat berkumpulnya banyak orang merupakan salah satu penghasil limbah terbesar selain pasar, rumah tangga, dan industri. Dilatarbelakangi oleh pengelolaan limbah masih kurang maksimal, SMP Negeri 8 Surakarta pada tahun 2018, meluncurkan program inovasi pembelajaran yang bernama Sistem Implementasi dan Managemen Limbah Delapan Soloatau disingkat ‘SIMBAH DESO’.
Tujuan diluncurkannya program tersebut adalah untuk mengelola dan memanfaatkan limbah-limbah yang ada menjadi bermanfaat kembali. Untuk merealisasikan program terebut, sekolah menerapkan konsep 3R yaitu:
1. Reuse
Reuse atau penggunaan kembali adalah menggunakan sampah-sampah tertentu yang masih memungkinkan untuk dipakai sebagaimana fungsi sebelumnya atau untuk keperluan lainnya, misalnya penggunaan kembali botol-botol bekas minuman untuk membuat hiasan.
2. Reduce
Reduce atau pengurangan yaitu berusaha mengurangi segala sesuatu yang dapat menimbulkan sampah serta mengurangi sampah-sampah yang sudah ada. Misalnya pengurangan penggunaan plastik untuk makanan dan minuman di kantin-kantin sekolah.
3. Recycle
Recycle atau daur ulang adalah menggunakan sampah-sampah tertentu untuk diolah menjadi barang yang lebih berg
una, misalnya daur ulang sampah organik menjadi kompos.
Jenis Limbah dan Pengelolaannya
Secara umum limbah di sekolah dapat dipisahkan menjadi 3 (tiga) jenis, yaitu:
1. Limbah Padat
Limbah padat dibedakan menjadi dua (2) yaitu 1) Limbah organik/ mudah busuk berasal dari: sisa makanan, sisa sayuran dan kulit buah-buahan, sisa ikan dan daging, sampah kebun (rumput, daun dan ranting) dan 2) Limbah anorganik/tidak mudah busuk berupa : kertas, kayu, kain, kaca, logam, plastik , karet dan tanah.
Pengelolaan limbah padat
Pengelolaan limbah jenis ini dilakukan dengan pemilahan yaitu memisahkan menjadi kelompok sampah organik dan non organik dan ditempatkan dalam wadah yang berbeda.
Untuk sampah organik diproses menjadi pupuk organik setelah melalui proses fermentasi selama 2 bulan. Sebelum itu, sampah sampah sampah organik tersebut dicacah terlebih dahulu dengan mesin pencacah sampah. Sedangkan sampah non-organik, dikelola berdasarkan konsep 3R (Reuse, reduce, dan recycle).
Untuk sampah yang tidak dapat ditangani dalam lingkup sekolah, dikumpulkan ke Tempat Penampungan Sementara (TPS) yang telah disediakan untuk selanjutnya diangkut oleh petugas kebersihan ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
2. Limbah Cair
Limbah cair ini dihasilkan dari air wudhu yang digunakan oleh warga sekolah untuk kegiatan ibadah.
Pengelolaan limbah cair
Limbah cair terbesar adalah limbah air untuk kegiatan ibadah/ berwudlu. Dengan konsep 3R teru-tama recycle, akhirnya pihak sekolah berinovasi untuk meman-faatkan kembali air limbah wudhu yang di tahun tahun sebelum hanya dibuang begitu saja. Sedangkah untuk limbah air hujan telah dibangun buatkan tujuh titik biopori sebelum diserap oleh tanah dan sisanya akan terbuang ke selokan sekolah.
Proses pemanfaatan air limbah wudlu tersebut ditampung dalam bak penampung utama dan kemu-dian dialirkan ke 3 penampung pendukung yang berada di sudut taman utama kelas 7, 8, dan 9.
Limbah air dalam bak penampung digunakan untuk kepentingan:
a. Media kolam ikan
Hasil air limbah yang sudah proses tersebut digunakan untuk kolam ikan lele dan kolam ikan hias di taman sekolah. Sejauh ini, hasil dari budidaya ikan lele ini, walaupun tidak banyak, dipergunakan untuk makan bersama warga sekolah setiap 90 hari setelah bibit lelel ditabur.
b. Aquaponik
Aquaponik adalah sistem pertanian berkelanjutan dengan mengabungkan kolam ikan (lele) dengan dan bercocok tanam (sayuran) dengan media air atau lebih dikenal hidroponik. Dalam sistem aquaponik, sisa metabolisme ikan lele yang tidak berguna diberikan kepada tanaman untuk diurai melalui proses alami dan dimanfaatkan oleh tanaman sebagai nutrisi. Air kemudian bersirkulasi kembali ke sistem akuakultur.
c. Menyirami tanaman
SMP Negeri 8 Surakarta sudah terkenal dengan lingkungannya yang sejuk dan bersih karena sekolah ini dikelinngi pohon pohon besar dan tanaman hias. Untuk menjaga tanaman tersebur hidup dan segar, semua warga sekolah bergantian menyirami tanaman tersebut setiap harinya. Saat ini, terutama dimusim kemarau, inovasi pengelolaan air limbah wudlu ini sangat dirasakan manfaatnya, yaitu untuk menyirami tanaman tersebut tanpa harus mengeluarkan anggaran untuk air lagi.
3. Limbah Gas
Limbah gas disini berupa karbon diaoksida (CO2) ini berada di udara. Karena sekolah berada di pinggir jalan raya dan sekitar kawasan industri. Pengelolaan limbah yang ada di SMP Negeri 8 Surakarta dilakukan dengan cara :
Pengelolaan limbah gas
SMP Negeri 8 Surakarta menerapkan program tamanisasi dan program satu siswa satu bunga/pohon buah untuk mengatasi limbah gas yang ada di sekolah.
Dalam pengelolaan limbah di sekolah, para siswa perlu dilibatkan secara aktif. Hal ini dapat dilakukan dengan pembentukan regu-regu yang bertugas secara terjadwal. Kegiatan pameran dan kompetisi berkala dapat dilakukan untuk meningkatkan kepedulian terhadap pengelolaan sampah.
Keterlibatan langsung dan aktif dalam inovasi sekolah ini, anak didik dapat belajar betapa sampah yang semula kotor dan menjijikkan ternyata memiliki nilai jual. Mata pelajaran ekonomi dapat dipelajari dari seonggok sampah di sekolah. Anak didik akan menyadari bahwa peluang kerja ada di sekitarnya, bukan hanya dicari tapi dapat juga diciptakan.
Untuk keperluan edukasi pada pada warga sekolah ataupun masyarakat pada umumnya, menulis di blog atau majalah dinding sangatlah dibutuhkan untuk menumbuhkan sadar lingkungan sekitar dan memiliki jiwa kewirausahaan dalam mengelola sampah. Alhasil, kesadaran baru akan muncul bahwa, “Sampah bukan masalah, tetapi peluang menjadi berkah”.