Nilai-nilai pendidikan karakter dapat ditanamkan melalui banyak mata pelajaran dengan mengintegrasikan nilai-nilai karakter ke dalam materi pembelajaran, tak terkecuali pelajaran seni budaya sub materi music. Materi pembelajaran baik teori maupun praktik sejatinya mengandung nlai-nilai karakter yang dapt ditanamkan kepada siswa
Pada dasarnya mata pelajaran seni di sekolah sangat erat kaitannya dengan pendidikan karakter bagaimana dinyatakan oleh Utomo (2017: 22) bahwa tujuan utama pendidikan seni musik di sekolah bukan untuk membuat siswa menjadi terampil bermusik, tetapi sebagai alat atau media untuk membentuk karakter peserta didik.
Permasalahan yang terjadi adalah tujuan pendidikan seni di sekolah tersebut sangat luas mengingat mengembangkan banyak aspek bukan perkara yang mudah. Adanya perbedaan antara tujuan dengan materi pelajaran membuat hubungan antara isi, proses belajar, dan tujuan sulit untuk dikembangkan.
Muatan seni budaya sebagai-mana yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2004 tentang Standar Nasional Pen-didikan tidak hanya terdapat dalam satu mata pelajaran karena budaya itu sendiri meliputi berbagai aspek kehidupan.
Dalam mata pelajaran Seni Budaya, aspek budaya tidak dibahas secara tersendiri, tetapi terintegrasi dengan seni. Karena itu, pelajaran seni budaya pada dasarnya merupakan pendidikan seni yang berbasis budaya. Dalam Depdiknas, sebagaimana dikutip oleh Hutama (2016: 1) dinyatakan bahwa pendidikan seni berhu-bungan dengan pendidikan karak-ter melalui bentuk kegiatan aktifitas yang tertuang dalam kegiatan berekspresi, dan berapresiasi mela-lui bahasa rupa, bunyi, gerak, dan peran.
Menurut Koesoema (2015:55) pendidikan karakter adalah suatu usaha secara sadar dan disengaja untuk membantu seseorang agar dapat memahami dirinya sendiri secara utuh melalui berbagai dimensi secara utuh. Dimensi terse-but yaitu religius, moral, sosial, personal, kultural dan lain-lain.
Pendidikan karakter merupakan upaya yang penting untuk manusia, pembentuakan karakter merupakan hal yang penting dalam kehidupan (Aziz, 2011:201). Pada konteks pendidikan formal yaitu upaya sengaja dari guru kepada siswa. Pendidikan karakter di sekolah da-pat diintegrasikan dalam pembe-lajaran setiap mata pelajaran, salah satunya adalah mata pelajaran seni budaya, khususnya seni tari. Materi pelajaran seni tari yang berkaitan dengan norma-norma atau nilai-nilai perlu dikembangkan, dieksplisitkan, dan dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari.
Dengan demikian, pendidikan karakter tidak hanya pada tataran kognitif tetapi menyentuh pada internalisasi, dan pengalaman nyata dalam kehidupan sehari-hari peser-ta didik di masyarakat. Mata pelajaran seni tari sarat dengan pendidikan berdimensi EQ (Emoti-onal Quotion) yang selama ini di ketepikan dan bahkan nyaris diper-sepsikan tanpa adanya ikon, kebermaknaan, karena kegilaan decision marker dan pendidik un-tuk menomorsatukan konsep IQ (Intelectual Quotion) yang menjadi jargon segala-galanya dalam ekspansi sistem dan kinerja pendidikan (Kusumastuti 2009).
Sekolah menjadi tempat yang senantiasa menciptakan penga-laman-pengalaman bagi siswa un-tuk mengembangkan dan mem-bentuk karakter-karakter yang unggul. Pendidikan karakter di sekolah dapat diintegrasikan dalam pembelajaran pada setiap mata pelajaran, salah satunya adalah pembelajaran seni budaya, khu-susnya seni tari.
Seni tari dalam proses pembelajaran (pendidikan) seni di SMP, dapat menjadi salah satu upaya melestarikan seni tari. Hal ini sesuai dengan fungsi pendidikan, seperti yang dinyatakan Taba (dalam Ismiyanto 1999) bahwa pendidikan berfungsi sebagai pemelihara dan penerus kebudayaan, alat trans-formasi kebudayaan, dan alat pengembang individu peserta didik.
Pendidikan seni sebagai salah satu bentuk pendi-dikan pada hakikatnya juga: (a) mewariskan kebu-dayaan (b) mengupayakan pembaharuan kebudayaan dan (c) memenuhi kebu-tuhan peserta didik. Pen-didikan senitari juga mam-pu meningkatkan kecer-dasan emosional anak, terlihat pada timbulnya perasaan bangga, memiliki sifat berani, mampu mengendalikan emosi, mampu mengasah keha-lusan budi, mampu menumbuhkan rasa tanggung jawab, mampu menumbuhkan rasa mandiri.
Pendidikan seni tari juga memi-liki peranan dalam pembentukan karakter siswa yang harmonis sesu-ai kebutuhan perkem-bangannya dalam mencapaI multi-kecerdasan. Melalui pendidikan seni tari, sikap estetis pada siswa akan terbentuk sehingga tercipta manusia Indonesia dengan karakter yang seimbang, baik dalam per-kembangan pribadi, lingkungan sosial, budaya dan alam sekitar, serta hubungan dengan Tuhan.
Untuk memaksimalkan peran tersebut, berikut ini lima prinsip yng harus kita penuhi dalam pendiaikan seni tari sebagai sarana pendidikan karakter.
1. Perumusan Tujuan Pendidikan
Tujuan pendidikan merupakan acuan utama dalam melakukan semua kegiatan pendidikan dan perumusan komponen pendidikan. Perumusan tujuan pendidikan seni tari bersumber pada minat siswa dan disesuaikan dengan kondisi lingkungan sekitar. Lebih dari itu pendidikan seni tari harus mampu menanamkan karakter cinta buda-ya lokal pada siswa.
2. Penyusunan Kegiatan Pembela-jaran.
Untuk mencapai tujuan pela-jaran, harus ada penjabaran mulai dari kegiatan belajar mengajar hingga hasil yang akan dicapai. Isi bahan pelajaran harus mengan-dung aspek pengetahuan, sikap, dan keterampilan serta unit-unit kurikulum harus disusun secara logis dan sistematis. Dengan demi-kian, urutan dan isi materi yang diajarkan pun harus diperhatikan sesuai perkembangan siswa.
3. Penentuan Metode Pembela-jaran
Pemilihan metode belajar yang tepat dalam pendidikan seni tari sangat penting untuk dilakukan. Metode yang dapat digunakan harus bervariasi agar dapat mela-yani perbedaan individual siswa, memberikan urutan kegiatan yang bertingkat-tingkat, serta metode tersebut harus mampu mencapai tujuan pembelajaran. Lebih jauh lagi, metode tersebut dapat mem-buat siswa aktif, mendorong berkembangnya kemampuan baru, dan meningkatkan motivasi belajar siswa.
4. Penyedia Sumber Belajar
Pendidikan senitari dapat terlaksana denga dukungan sumber belajar yang memadai. Sumber belajar dapat berupa segala macam alat/media atau situasi yang dapat memperjelas pemahaman dan memperkaya pengalaman siswa pada seni tari. Pada pendidikan seni tari, media yang efektif adalah dengan mempraktikkan langsung bentuk tarian yang sedang dipe-lajari.
5. Pelaksanaan Kegiatan Penilaian
Penilaian merupakan hal yang wajib dalam proses belajar menga-jar. Penilaian yang dilakukan harus sesuai prosedur yang ditentukan, mulai dari perumusan tujuan umum, menguraikan dalam bentuk tingkah laku siswa yang diamati, menghubungkan dengan bahan pelajaran, dan menuliskan butir-butir tes. Secara umum, tes yang dilakukan berbentuk teori dan praktik.