SMPN 8 Surakarta, dibawah pimpinann Triad Suparman, M.Pd. sejak memasuki awal tahun pembelajaran 2023/2024, telah menerapkan Kurikulum Merdeka.
Pada kurikulum tersebut ada projek yang dikenal dengan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5). Kurikulum Merdeka merupakan salah satu sistem pembelajaran lintas disiplin ilmu dalam mengamati dan memikirkan solusi terhadap permasalahan dilingkungan sekitar untuk menguatkan berbagai kompetensi dalam profil pelajar Pancasila dengan mengacu pada P5 yaitu diantaranya potensi diri, pemberdayaan diri, peningkatan diri, pemahaman diri, dan peran sosial.
Kegiatan Projek tema1 “Kearifan Lokal” kelas 7 dimulai pada hari Rabu, 4 Oktober – 10 Oktober 2023. Kegiatan Projek tema 1 ini dibuka oleh Waka Humas, Muji Widodo, S.Pd. Sebelumnya dibuka kegiatan diawali dengan doa yang dipimpin oleh Waka Kesiswaan, Wahyu Prihatin Sayekti, S.Pd. dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya yang dipimpin oleh Hetty Dwi Agustin, S.Pd.
Setelah dilakukan pembukaan dilanjutkan kegiatan menuju ke ruang Aula, Prico Diana Dewi, S.Pd., M.H. menyampaikan pemahaman projek tema Kearifan Lokal. Kemudian pembentukan kelompok dan menentukan bentuk laporan tugas akhir.
Pada tahun ini SMPN 8 Surakarta kembali melaksanakan Gelar Karya P5 dengan mengusung tema “Kearifan Lokal, Cinta Warisan Budaya Indonesia di Kota Surakarta”. Gelar karya tersebut merupakan proyek pertama yang diselenggarakan di SMPN 8 Surakarta untuk tahun pelajaran 2023/2024 dengan melibatkan peserta didik kelas 7. Kegiatan ini berlangsung di halaman dan Aula, serta di ruang kelas.
Peserta didik kelas 7A-7H, pada hari Kamis tanggal 5 Oktober 2023 mulai pukul 08.00 – 11.30 WIB melakukan kunjungan ke Pura mangkunegaran, bersama Wali Kelas dan Guru Pendamping. Di dalam Pura Mangkunegaran bersama dengan pemandu wisata memberikan petunjuk untuk menjelaskan seluk beluk tentang tempat-tempat yang di dalam Pura mangkunegaran.
Kegiatan ini merupakan kegiatan kurikulum merdeka dan merupakan kewajiban sekolah untuk melaksanakan yang namanya kegiatan P5 dengan tema kearifan lokal Cinta Warisan Budaya Indonesia di Kota Surakarta, dengan tujuan melihat potensi apa yang dapat dikembangkan dan mengajak peserta didik untuk melakukan kegiatan tersebut.
Dan sebelum berangkat ini sekolah melakukan survei yang dilakukan oleh tim panitia kegiatan yang dilaksanakan kurang lebih 2 minggu yang lalu. Survei yang dilakukan digunakan untuk mengecek tempat tempat yang dikunjungi. Dan ini adalah bentuk usaha usaha untuk mengenalkan kearifan lokal. Dan inilah yang harus peserta didik ketahui tentang kearifan lokal di Kota Surakarta.
Perlu diketahui bahwa, Kota yang dilintasi Sungai Bengawan Solo ini lekat citranya sebagai pusat budaya Jawa yang hingga kini masih bertahan, yakni Kraton Kasunanan Surakarta dan Pura Mangkunegaran. Solo adalah sebuah penyebutan nama populer atau nama branding untuk Kota Surakarta. Sedangkan, Surakarta adalah nama resmi administratif untuk Kota Solo. Dengan kata lain Solo dan Surakarta adalah sama.
Setelah kunjungan ke Mangkunegaran peserta didik mengerjakan LKPD individu, dilanjutkan dengan membuat laporan. Tiap kelompok harus sudah menyepakati bentuk laporan tugas akhir, berbentuk karya tulis, main mapping atau kliping atau bentuk lain yang sejenis. Termasuk juga menyiapkan lagu-lagu Daerah yang akan ditampilkan di kelas.
Hari terakhir untuk tema 1 Kearifan Lokal, melakukan senam ringan dipimpin oleh Guru Olah Raga, menyanyikan lagu Pelajar Pancasila secara bersama-sama dan dilanjutkan menyanyikan lagu-lagu Daerah mulai kelas 7A – 7H. Diakhiri dengan menyampaikan kesan dan pesan selama mengikuti P5 tema 1 secara tertulis sebagai tugas kelompok, diakhiri dengan refleksi dan kebersihan kelas.
Nilai-nilai budaya adalah sesuatu yang berbentuk nilai yang telah tertanam dan disepakati oleh masyarakat berupa kebiasaan sebagai bentuk perilaku dan tanggapan terhadap sesuatu keadaan sesudah atau sebelum terjadi.
Melestarikan budaya yang saat ini dimiliki oleh daerah merupakan kewajiban dalam rangka meningkatkan kualitas hidup yang berbudaya dan membaur kepada kearifan lokal itu sendiri, sehingga nantinya jangan sampai anak cucu kita tidak tahu akan budaya, tradisi dan bahkan kearifan lokal yang dimiliki.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kearifan lokal merupakan suatu budaya yang sudah melekat dalam diri masyarakat setempat. Kearifan lokal memiliki nilai-nilai yang dapat dijunjung dalam kehidupan termasuk juga dalam dunia pendidikan khususnya SMPN 8 Surakarta.
Sie Publikasi SMPN 8 Surakarta: Dra. Sri Suprapti