PAMDEMI tak HALANGI SISWA SMPN 8 BERPRESTASI-SMPN 8 Surakarta
By: Sri Suprapti(Sie Publikasi SMP Negeri 8 Surakarta)
Pandemi tidak jadi penghalang bagi kita semua untuk terus melakukan terobosan dalam mencerdaskan kehidupan bangsa,” terang mas Mendikbud. Ternyata wabah pandemi Covid-19 yang telah melanda dunia semenjak bulan Desember 2019, dan telah menjadi “musuh” bersama-sama umat manusia di dunia ini hingga sekarang. Dampak virus Covid-19 sungguh luar biasa dalam seluruh aspek kehidupan manusia. Penyebarannya begitu masif dan korbannya tanpa panjang bulu/diskriminatif. Sehingga siapapun bisa terjangkiti hingga wafat karena virus Covid-19 ini.
Di sisi lain, berprestasi meraih yang terbaik merupakan dambaan setiap orang dalam bidang apapun, terutama dalam bidang penidikan. Oleh sebab itu orang berbondong-bondong berjuang sekuat tenaga meraih hasil yang terbaik agar eksistensinya diakui dan dihargai. Sehingga akan menjadi kenangan bagi dirinya, keluarga dan juga lingkungan terdekatnya, termasuk sekolah. Siswa berprestasi adalah siswa yang berhasil mencapai suatu prestasi baik dalam bidang akademik yang ditekuni di sekolah sehingga patut dibanggakan.
Kepala SMPN 8 Surakarta, Triad Suparman, M.Pd. menyampaikan bahwa keberhasilan anak untuk mencetak generasi penerus yang memiliki kompetensi, bisa diandalkan dan bisa bersaing dengan dunia luar yang tidak hanya bergantung pada pendidikan secara formal tetapi harus diawali dengan pendidikan dalam keluarga. Termasuk ke 2 anak yang mendapatkan prestasi di masa pandemi covid-19 ini, kalau diimplementasikan kedalam PPP (profil Pelajar Pancasila) dari Berkebinekaan Global.
Anak yang berprestasi dari kelas IXC Handika Dhimas Sri Cahyanto, sebagai juara 1 Macapat yang diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan Kota Surakarta, pada hari Sabtu, 23 Oktober 2021 di Museum Keris Nusantara. Pelaksanaan lomba berlokasi di Ruang Audio Visual Gedung Utama Museum Keris Nusantara . Karena di masa pandemi covid-19 maka lomba dijadwalkan secara detail kehadiran dan lombanya. Setelah menyelesaikan sesi lomba, peserta harus meninggalkan area Museum dan kembali lagi untuk pengumuman pemenang pukul 14.30 WIB. Salah satu bukti bahwa Macapat ini merupakan budaya adiluhung yang harus tetap dipertahankan. Mempertahankan budaya luhur merupakan salah satu bukti PPP (Profil Pelajar Pancasila) dari Berkebinekaan Global.
Handika, nama panggilan sehari-hari, lahir pada Ahad , 3 Desember 2006. Handika anak pertama dari 3 bersaudara, dari pasangan Bapak Sriyanto dan Dewi Wisnu Muryanti. Handika seorang anak yang patuh, rajin dan bertanggung jawab. Kepada adik-adiknya Handika sangat sayang, bahkan ketika orang tuanya bekerja di sore hari dia mau menjaga kedua adiknya yang masih balita. Handika menekuni bidang pewayangan sejak masih TK umur 4 tahun, dengan pembimbing Bapak Muji pemimpin sanggar Sarotama.Latihan di Sarotama setiap hari Sabtu jam 16.00 – 21.00 WIB.
Selain mengikuti sanggar pedhalangan, Handika juga mengikuti Sanggar Tari di Semarak Candra Kirana sejak SD kelas 4. Latihan di SCK pada jam 13.00 – 14.00 WIB. Juga menekuni bidang kesenian, Handika ikut menekuni Tahfidz setiap Ahad jam 16.00 WIB sampai Maghrib di Masjid Baiturrahman Purwodiningratan. Dia sudah sering mengikuti lomba baik dalang bocah, lomba wayang bocah, maupun lomba Macapat. Handika bertempat tinggal di rumah susun ( rusunawa Kerkop ) Rejosari Rt. 04/Rw. 07 Purwodingratan, Jebres, berikut video Lomba Macapat Handika.
Pada masa Covid-19 seperti sekarang ini, meraih prestasi terbaik bukanlah hal yang mudah. Sebab tantangan yang dihadapinya sangat jauh berbeda dibandingkan saat belum ada wabah virus covid-19. Hal ini karena aktifitas fisik interaksi dan sesama manusia serba dibatasi, sehingga menyebabkan proses untuk meraih prestasi tidak bisa berjalan dengan maksimal.
Dalam bidang pendidikan, adanya wabah Covid-19 ini menyebabkan terjadinya perubahan sistem pembelajaran tatap muka di kelas menjadi pembelajaran jarak jauh di rumah. Semuanya demi untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19 yang sampai sekarang belum ada tanda-tanda akan berakhir dan cenderung tidak terkendali. Pemerintah saat ini sedang menjalankan proses vaksinisasi untuk menanggulangi wabah ini yang akan diberikan kepada seluruh rakyat secara gratis. Tapi prosesnya memakan waktu yang relatif lama. Sebab, masih harus didistribusikan di seluruh wilayah Indonesia dan vaksinisasi dilakukan secara bertahap dengan skala prioritas bagi tenaga kesehatan yang menjadi garda depan dalam penanggulangan wabah ini.
Selain itu prestasi yang bisa dibanggakan oleh SMP Negeri 8 Surakarta adalah Arya Dewangga Astama Putra kelas 9D lomba Menulis Aksara Jawa yang diselenggarakan Tunas Bahasa Ibu Tingkat SMP Kota Surakarta Tahun 2021, pada tanggal 6 November 2021, sebagai juara 3 dari 61 peserta putra dan putri. Menurut pendamping Sri Murwani, disampaikan bahwa Arya memang benar anak yang cerdas dan rajin. Tulisan Aksara Jawa sudah bagus, itu juga disampaikan oleh Bapak Bagus Utomo dan Puji Astuti sebagai Orang Tua Arya. Arya yang beralamat di Sawahan, Sangkrah Rt. 04 Rw. 10 Sangkrah, Pasar Kliwon ini berlatih sendiran, selalu konsisten dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh Bapak Ibu Guru, menyelesaikan tugas tepat waktu agar tidak menumpuk.
Waka Kesiswaan SMP Negeri 8 Surakarta, Prico Diana Dewi S.Pd.MH. menyampaikan kesan yang mendalam kepada siswa yang berprestasi, bahwa anak-anak tersebut memiliki prestasi bukan hanya non akademik namun mereka juga memiliki potensi akademik yang baik. Merupakan bukjti bahwa akademik dan non akademik ini saling mendukung. Harapannya agar anak-anak saling menggali potensi akademiknya untuk dikembangkan.
Harapan dari sekolah, pada masa pandemi Covid-19 seperti sekarang ini, meraih prestasi terbaik memang bukan pekerjaan yang mudah. Tantangan yang dihadapi sangat jauh berbeda dibandingkan saat belum ada virus corona. Karena itu mari berbondong-bondong sekuat tenaga meraih hasil yang terbaik agar eksistensinya diakui dan dihargai. Sehingga akan dikenang, setidaknya oleh diri, keluarga dan juga lingkungan terdekatnya.
Pesan dari Kepala SMP Negeri 8 Surakarta, bahwa pandemi bukanlah penghalang, justru pandemi merupakan tantangan baru untuk memulai hal yang baru. Apapun yang terjadi, apapun situasi dan kondisi, harus tetap optimis, percaya diri, dan yang paling utama adalah selalu semangat. Perlu diketahui bahwa kunci keberhasilan yang sesungguhnya adalah semangat kita sendiri.