CONTEXTUAL LEARNING DENGAN PENYEMBELIHAN HEWAN QURBAN

“Penyembelihan hewan qurban yang dilaku-kan peserta didik merupakan bagian dari kegiatan pembelajaran

 praktik.  Kompetensi peserta didik baik dalam teori (kognitif) maupun praktik (psikomotorik) harus seirama dan selaras.

Alhasil, mere-ka bisa menguasai teori sekaligus membiasakan diri dalam menga-plikasikannya teori, nilai nilai ajaran Islam, dalam kehidupan nyata.”

Qurban merupakan salah satu bagian materi pembelajaran Pen-didikan Agama Islam dan Budi Pekerti yang diajarkan pada peserta didik yang beragama Islam. Kegiatan ini tidak bisa kita kenalkan kepada siswa hanya bersifat teori-nya saja, namun harus dibarengi dengan praktik dan kegiatan pemo-tongan hewan qurban hanya bisa dikenalkan pada bulan idul qurban.

Kegiatan ini juga mempunyai nilai tarbiyah atau pendidikan yang sangat tinggi, dimana sejak dini peserta didik dibiasakan menjadi hamba yang siap untuk deket dengan sang Khalik, berqurban, berbagi dan peduli kepada sesama muslim dan sesama manusia. Karena ibadah qurban mempunyai nilai dimensi ibadah kepada Allah juga mempunyai dimensi nilai sosial yakni berbagi dan peduli dengan yang lain.

Ada yang yang mencemaskan berkaitan dengan pelaksanaan pe-motongan hewan qurban di seko-lah berdampak pada kebersihan dan penularan penyakit, maka alasan ini terlalu dibesarkan. Islam sejak awal menyatakan bahwa “kebersihan menjadi bagian dari iman”. Termasuk syarat mutlak dalam berqurban yaitu hewan yang akan diqurban harus sehat, tidak cacat dan memenuhi syarat umur untuk  qurban. Dengan syarat mutlak inilah kehawatiran yang dirisaukan, Insya Allah tidak akan terjadi baik dari kebersihan ling-kungan maupun menularnya dia-kibatkan darah hewan qurban.  

Penguasaan ranah kognitif dan praktik adalah sebuah tuntutan yang harus dimiliki pada setiap anak didik, jangan sampai anak didik mahir dalam teori namun gagap dalam amaliyah atau praktik. Hal ini yang menjadi amanah dari Permen Kemendikbud No. 59 Tahun  2014 tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah  Pertama yang menja-dikan Kompetensi Inti, dan Kom-petensi Dasar sebagai acuan dalam tujuan pembelajaran.  

Kompetensi Inti sebagaimana dimaksud pada  ayat (1) terdiri atas: Kompetensi Inti sikap spiritual; Kompetensi Inti sikap sosial; Kompetensi Inti pengetahuan; dan KompetensiInti keterampilan. Ke-empat Kompetensi Inti ini yang harus dimiliki oleh setiap individu anak didik.

Dimensi Ibadah

Penyembelihan hewan Qurban yang dilakukan oleh anak didik di sekolah sebagai pengejawantahan pembelajaran KI sikap spritual sebagai anak didik yang beragama Islam. Sejak dini dikenalkan dan ditanamkan nilai-nilai ibadah, baik di lingkungan tempat tinggal, mas-yarakat, ataupun di lingkungan se-kolah, termasuk ibadah qurban walaupun masih tahapan pembe-lajaran dan pengenalan penyem-belihan hewan qurban,  dengan donasi patungan dari anak didik dengan sukarela untuk membeli hewan qurban, karena pada dasarnya anak didik belum mempunyai kewajiban untuk melakaukan ibadah Qurban.  

Kurban sebagai bentuk ibadah kepada Allah SWT dimana penger-tian  Qurban adalah berasal dari kata Qarraba –yaqrabu qurbanan ; yang artinya dekat.  Sedang menurut istilah me-nyembelih binatang ternak dengan maksud semata-mata mendekat-kan diri kepada Allah swt.

Perintah berqurban sudah men-jadi kewajiban bagi umat Is-lam. Qurban telah dilakukan Nabi Allah Ibrahim AS. atas perintah Allah SWT untuk menyembelih anak semata wayangnya Nabi Ismail AS.  Dalam hal ini, Nabi Ibrahim AS telah melakukan qurban tersebut semata-mata karena perin-tah Allah SWT.  Perintah ber-qurban juga bisa kita lihat dalam Al-Qur’an yang dibarengi dengan perintah mendirikan sholat.

Oleh karena itu, kewajiban ber-kurban menjadi perintah kepada siapa saja yang telah mendirikan shalat sebagaimana firman Allah SWT dalam QS. Al-Kautsar ayat 2 : “Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkorbanlah”. Pe-rintah qurban juga menjadi kewa-jiban bagi orang muslim yang berkecukupan dalam kehidupan-nya, sebagaimana hadis Nabi yang artinya: “Barang siapa yang mem-punyai kekayaan dan tidak ber-qurban maka jangan sekali-kali mendekati masjid kami (HR. Ahmad dan Ibnu Majah)”.

Dengan demikian diharapkan kepada anak didik tertanam pada jiwa raganya  naluri untuk selalu berkurban dan selalu mendekatkan diri kepada Allah swt dimana, kapan saja dan dalam kondisi apapun.

 Menyayangi Hewan

Islam agama rahmatan lil alamin, menjadi rahmat bagi semua makhluk, tidak terbatas pada sesa-ma manusia yang seagama, namun juga yang berbeda keyakinan, bahkan terhadap tum-buhan dan hewan pun dituntut untuk bersi-kap “humanis”, harus bersikap menyanyangi, dan peduli.

Islam melarang keras terhadap umatnya untuk menyakiti, meng-aniaya dan merusak. Begitu juga kasih sayang kepada hewan harus diperlakukan dengan baik, baik hewan yang halal dimakan maupun tidak. Hal ini sesuai dengan hadis Nabi  :“ Allah melaknat orang yang menyiksa  hewan dan memper-lakukannya denga sadis” (HR. Bu-khori Muslim).  Pasalnya, hewan juga makhluk Allah SWT yang perlu kita jaga kelestariannya.

Islam  menegaskan dalam ber-qurban, hewan qurban harus me-menuhi cukup umur. Domba atau kambing, misalnya, harus sudah berumur satu tahun, sapi atau kerbau harus sudah berumur dari dua tahun. Persyaratan inilah salah satu bentuk kasih sayang terhadap binatang atau hewan.

Dalam penyembelihan hewan qurbanpun telah disyarat mutlak agar tidak termasuk katagori peng-aniayaan hewan.  Salah satu dian-taranya adalah pisau yang akan dipakai untuk menyembelih harus tajam dan memotong dua urat yang ada di kiri dan kanan leher agar cepat mati, tetapi jangan putus lehernya (makruh).    

Dimensi Sosial

Qurban merupakan ibadah mah-dhah dan juga ghairu mah-dhah yaitu mempunyai dimensi sosial. Dimensi sosial disini adalah tertanamnya nilai kepedulian antar sesama muslim dan juga antar umat manusia.

Kepedulian sosial menjadi salah satu tujuan utama dalam berqur-ban.  Nilai-nilai kepedulian sosial, baik sesama umat Islam maupun antar sesama umat manusia sudah seharusnya ditanamkan pada diri umat Islam, tak terkecuali pada anak usia sekolah. Kelak, meraka akan menjadi umat yang terbiasa berkorban,  peduli, dan peka terha-dap sesama di lingkungan seki-tarnya.

Jadi tidak ada yang salah dalam penyembelihan qurban di sekolah.   Bahkan kegiatan ini bisa dijadikan metode pembelajaran contextual sebagai salah satu metode ajar dalam pelaksanaaan kurikulum 2013. Lebih dari itu, merupakan kewajiban umat Islam untuk selalu beribadah, berkorban, menya-nyangi hewan dan memiliki kepe-dulian sosial yang tinggi. Alhasil, mereka akan menjadi umat yang mempu-nyai jiwa “rahmatan lil alamin”.

Share Post

Tentang

SMP Negeri 8 Surakarta merupakan salah satu SMP Negeri yang ada di Surakarta, yang beralamat di Jalan HOS Cokroaminoto No. 51, Jebres, Kota Surakarta.

Calendar

August 2019
M T W T F S S
 1234
567891011
12131415161718
19202122232425
262728293031